Senin, 14 September 2009

Anak Membolos Karena Play Station

Sumber: http://gurukreatif.com/

Pernah mendengar siswa membolos karena sibuk bermain play station di tempat penyewaan dekat sekolahnya? Ketika mendengar berita ini, sebagai pendidik Anda pasti akan marah, geram, dan tidak habis pikir mengapa siswa tersebut mengorbankan masa depannya hanya untuk memainkan permainan yang sepintas hanya menghabiskan waktu dan membuang uang.

Nanti dulu menurut Marc Prensky, jika terjadi hal seperti ini gurulah pihak yang harus memikirkan kembali gaya dan cara mengajarnya di sekolah. Maklum berbeda dengan kita dulu, siswa-siswa kita sekarang ada di jaman yang sama sekali berbeda.

Jaman kita dahulu, saluran televisi hanya ada satu, dan milik pemerintah pula. Bisa dibayangkan jika anak yang hidup di masa sekarang melihat atau diberi kesempatan untuk hidup di masa kita seusia mereka, sudah pasti kometar mereka hanya satu; “membosankan!”. Ini dikarenakan hanya sedikit sarana serta teknologi bagi mereka untuk bermain dan menghibur.

Generasi yang sekarang menjadi siswa-siswi kita hidup dengan teknologi. Hidup mereka dikelilingi oleh bermacam jenis teknologi dari alat komunikasi sampai pemutar musik, dari televisi dengan puluhan saluran sampai video games.

Sebagai illustrasi mari kita mulai dari keseharian mereka bangun pagi hari dengan alarm yang disetel di telepon genggam mereka, berangkat ke sekolah sambil mendengarkan alunan musik dari pemutar musik digital (mp3) sambil mengirim dan menerima pesan dari teman sekolah, sampai di sekolah bertemu dengan rekan sebaya lalu berbicara mengenai perkembangan games yang terbaru sampai malam hari ketika mereka ingin tidur terkadang masih sibuk mengobrol melalui pesan singkat atau jika tersedia komputer di kamar mereka, maka mereka akan mengobrol lewat internet.

Jadi begitulah gaya hidup siswa-siswi kita sekarang, dengan bantuan teknologi membantu mereka untuk selalu terhubung satu sama lain, sambil mengerjakan semuanya saat bersamaan. Sambil mengerjakan tugas di komputer, mereka mendengarkan musik, mengirim dan menerima sms dan masih banyak lagi contoh bahwa mereka melakukan beberapa hal saat bersamaan.

Bagaimana dengan guru-guru yang mengajar siswa-siswi yang mempunyai perilaku dan kebiasaan di atas. Guru-guru tentu tidak lahir di jaman yang sama dengan siswanya. Lantas apa yang seharusnya dilakukan guru agar saat mengajar siswa yang berbeda generasi dalam hal teknologi ini dengan mudah bisa membuat siswa tertarik dengan pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Sehingga contoh kasus diawal tulisan tidak terulang kembali.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar