Selasa, 27 Oktober 2009

PERBAIKI AGAMAMU, BAIK PULA DUNIA-AKHIRATMU !

Kuliah Manajemen Spirit Al-Quran :

Sebelum ceramah dilakukan,Peserta terlebih dahulu membuka Al-Quran Surat Ali Imran 102. Mukaddimah….Tahmid, syahadah, sholawat,….

Perjalanan dunia memerlukan bekal biaya.Semakin panjang rute, makin banyak biayanya.Dalam kota mungkin kita cukup pegang Rp20 ribu. Luar kota, bias Rp100 ribu. Luar pulau, siapkan di atas Rp500 ribu. Apalagi luar negeri, bias jutaan hingga puluhan juta. Apalagi perjalanan menuju kampung akhirat, memerlukan bekal. Bahkan sebanyak mungkin bekal. Apa bekalnya? Tiada lain adalah takwa kepada Allah Sang Pencipta jagat raya.

”.....Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (QS Al-Baqarah 197).


Bekal takwa tersebut haruslah senantiasa kita kumpulkan sampai titik darah penghabisan, sampai detik terakhir nyawa di badan.

”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran : 103).
Bila datang gangguan dari orang lain yang menyakiti kita,Bukalah pintu maaf selebar-lebarnya. Biarkan mereka masuk ke dalam hati kita. Biarkan pula hati kita menbarkan salam, menghapus dendam berkepanjangan. Karena pemaafan lebih dekat kepada takwa.

”..... dan pema`afan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah : 237).
Perbaiki Agamamu, Baik pula dunia-akhiratmu ! Kalimat ini, sangat berarti, sama seperti hidup kini. Sekali hidup sekali itu berarti.Puncak segala urusan adalah agama Islam yang kita peluk, yang kita cintai, yang kita imani dan amalkan. Islam bukan simbol formalitas semata, tetapi pengamalan kongkret dalam kehidupan nyata. Dalam berjuang mengamalkan Islam, tidak boleh ada sedikit keraguan pun di dalamnya. Misalnya kita hendak pergi haji, biaya cukup, kesehatan memadai, kesempatan di depan mata. Jangan ragu! Berangkatlah dalam ridha–Nya.

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hujurat : 15).

Bila agama Islam yang kita anut terasa payah, atau malah cenderung menurun, kurang baik. Doa dari Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam ini bagus sekali untuk kita baca sehabis sholat.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“Ya Allah, perbaikilah agamaku yang menjaga setiap urusanku, perbaikilah duniaku dimana aku hidup, perbaikilah akhiratku tempat aku kembali, jadikanlah hidupku kesempatan untuk menambah amal kebajikan, jadikanlah kematianku sebagai pemberhentian dari melakukan perbuatan buruk” (HR. Muslim). Mari perbaiki amaliyah agama Islam kita, Niscaya baik pula dunia-akhirat kita ! Wassalam…..

Manajamen Spirit Al-Quran (M-SQ)
Jadikan Al-Quran Spirit Hidupmu !
Sebarkan Spirit Al-Quran di setiap lingkungan kita !
Insya Allah keberkahan menyelimuti kita semua !
Ali Farkhantsani

Konsultasi Keislaman & Permohonan Ceramah/Trainer/Khatib/Privat/Bimbel Al-Quran bisa melalui :
Group Facebook Manajemen Spirit Al-Quran
Sms : 081383753276
Phone : 021-82498932 (afta)
Faks : 021-82498933 (ditujukan kpd Ust. Ali Farkhantsani)
Email : farkhants@yahoo.co.id
sebarkan dan kenalkan group facebook Manajamen Spirit-Al-Quran kpd yg lain. smoga menjadi amal jariyah kita semua. amien.
--------------------



Read More......

Minggu, 18 Oktober 2009

Karakteristik Orang-orang Beriman yang Sebenarnya

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. (QS Al Anfal/8 : 2-4).

Berdasarkan ayat tersebut disebutkan bahwa ciri-ciri orang-orang yang beriman dengan sebenarnya yaitu:
(1) mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
(2) apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya),
(3) Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
(4) orang-orang yang mendirikan shalat
(5) yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Allah berikan kepada mereka.

Di dalam Tafsir Al-Jalalain diterangkan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang mukmin seperti termaktub di dalam Surat Al Anfal di atas adalah orang-orang yang sempurna keimanannya. Mereka yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah orang-orang yang benar keimanannya tanpa keraguan sama sekali. Mereka mendapatkan tempat-tempat tinggal di surga di sisi Allah serta mendapatkan ampunan dan rizki yang mulia di surga.

Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menandaskan kebalikan dari orang-orang beriman yang sebenarnya adalah orang-orang munafik. Golongan munafik dengan demikian memiliki karakteristik
(1) Tidak pernah mengingat Allah sedikitpun,
(2) tidak beriman sedikitpun kepada ayat-ayat Allah,
(3) tidak bertawakkal Kepada Allah,
(4) tidak pernah sholat apabila tidak bersama orang-orang mukmin.
(5) tidak membayar zakat dari harta-harta mereka.

Maka Allah mengabarkan bahwa mereka bukanlah orang-orang mukmin.
Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dengan sesungguhnya.
Yang cinta dengan ayat-ayat-Nya, gemar membaca dan mengkaji ayat-ayat-Nya, senang mendengar/membaca uraian ayat-ayat-Nya, serta berupaya mengamalkannya dengan segenap daya upaya. Amien ya robbal 'alamin.


Manajemen SPIRIT AL-QURAN (M-SQ)



Read More......

Kamis, 08 Oktober 2009

HIJAB YANG TERSINGKAP

Dari facebook: Ali Farhan Tsani

Ayah mau pergi kemana ?......kok habis shubuh sudah kelihatan rapi ?......tanya anaknya......Mau mengantarkan kamu mendaftar di Perguruan Tinggi jawab sang ayah........Ndak usahlah ayah ikut.....aku kan sudah besar.....aku berani kok berangkat sendiri.....lagian aku malu kalau ketemu teman - temanku nanti.....pinta anaknya......Sang ayah yang memang tidak lulus SD ini kemudian berkata kepada anaknya.....ayah ingin tahu kayak apa Perguruan Tinggi itu dan ayah juga pingin tahu tempat kamu kuliah itu....

Akhirnya si anak tidak mampu membendung keinginan sang ayah untuk ikut pada hari itu.....berangkatlah mereka dari sebuah desa yang belum pernah ada satu sarjana pun di desa itu......Dan ketika sudah sampai di kampus.... sementara si anak sibuk mengurus dokumen pendaftarani.....ayahnya terlihat duduk di lantai di salah satu sudut bangunan kampus sambil.....BIBIRNYA SELALU BERGERAK LIRIH DAN MATANYA BASAH DENGAN AIR MATA.....bibirnya senantiasa di gerakkan untuk berdzikir.....untuk memanjatkan doa kepada Dzat Yang Maha Menentukan segala sesuatu.....dan air mata itu adalah harapan yang tumpah kepada anaknya......dia menyerahkan anaknya kepada Allah.....bukan kepada gedung - gedung kampus itu dan seluruh isinya......Subhanallah...

Hari pertama kuliah si anak sudah di kejutkan oleh sesuatu yang tidak pernah terbayangkan olehnya......salah satu dosen bertanya kepadanya.....dari mana asalnya ?......agak malu - malu kemudian di jawab olehnya.....dari daerah yang sangat desa......yang belum ada listrik.....belum ada telpon....belum ada saran angkutan.....ini dan itu.....Tiba - tiba dosen matematika tersebut tersentak kaget mendengar jawaban mahasiswanya yang baru itu.....Bapak berasal dari desa lain yang tak jauh dari desamu...dan dulu waktu di SD mempunyai teman dari desamu itu......kami sama - sama berangkat sekolah SD yang sangat jauh dari tempat tinggal kami.....dia sangat cerdas.....bapak belum pernah mampu mengalahkan kecerdasan dia.....terutama dalam pelajaran berhitung.....sayang dia tidak sampai lulus SD karena tidak ada yang membiayai sekolahnya.....anak orang miskin....namanya fulan bin fulan.......

Hari itu si anak tersentak bagai disengat aliran listrik badannya......nama ayahnya disebut oleh dosennya yang sangat terkenal dan di hormati di kampus itu......sebagai teman yang cerdas......belum pernah terkalahkan dalam semua mata pelajaran.....terutama berhitung....dimana dosen tersebut mendapatkan gelar doktornya dalam hal itu......si anak tidak kuat menahan air matanya yang sudah memenuhi kelopak matanya.....mohon ijin kemudian berlari menuju ke kamar kecil.....dan menumpahkan tangisnya disana.......dalam hatinya berkecamuk rasa yang mendalam..... merasakan.....betapa ayahnya memendam begitu lama keinginan untuk menyalurkan kemampuannya selama ini yang terpendam dalam dirinya......dan saatnya tiba....keinginan itu diberikannya.....kepada dirinya......anak sulungnya....

Sejak itu si anak terlecut.....untuk benar - benar memanfaatkan waktu hanya untuk belajar.....belajar.....dan.....belajar.....sudah ribuan meter per segi sawah yang terjual.....perhiasan ibu yang sering keluar masuk gadai.....dan Allah SWT mengabulkan doa sang ayah.....punya anak.....SARJANA....SARJANA PERTAMA YANG ADA DI DESANYA.....ayah masih belum begitu banyak tersenyum.....berbeda dengan kegembiraan anaknya yang meluap.....masih terlihat seperti kebiasaannya.....BIBIRNYA SELALU BERGERAK.....BERDZIKIR....

Hari bersejarahpun datang......si anak masih terlelap dalam tidurnya di rumah kos nya......tiba - tiba menjelang shubuh di bangunkan oleh penjaga kos bahwa ada ayah di depan......dengan langkah yang masih gontai......si anak berlari......di depan sudah ada Ayah......dari jam berapa ayah sampai disini tanyanya ?.......DARI JAM 3 PAGI TADI......kenapa ayah ndak mau masuk saja ?......kasihan kamu pasti capek menyiapkan segala sesuatunya untuk wisuda pagi ini........Ya Allah.....dengan apa kebaikan ini harus terbalas ?......kembali hati si anak terkoyak......

Sampai di rumah setelah wisuda......ayah masih tidak banyak tersenyum bangga......ayah masih seperti dulu......seperti gunung es yang kokoh.....yang menyimpan milyaran bongkahan keinginan dan harapan kepada anaknya yang masih terpendam......Sang Ayah dan anak sarjananya sedang menikamati pisang goreng dan teh hangat bikinan ibu di belakang rumah yang luas dan asri dengan pemandangan sawah......tiba - tiba ayah memandangi dengan serius ke arah pohon besar di belakang rumah.....kemudian dia bertanya.....nak....itu burung apa ya ?.....itu burung pipit yah jawab anaknya......sebentar kemudian kembali bertanya.....nak...itu burung apa ya ?......itu burung pipit yah !.....setelah mereguk teh hangatnya kembali ayah bertanya dengan pertanyaan yang sama......nak.....itu burung apa ya ?.....ayah ini gimana sih.....dari tadi kan aku sudah bilang bahwa itu burung pipit yah.....jawaban SARJANA dengan sedikit kesal.......kemudian ayah beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan memasuki rumah......tak lama kemudian kembali dengan membawa buku catatan yang lusuh.....ayah menunjukkan sebuah halaman di buku itu untuk dibaca anak sarjananya......

Tertulis tanggal..... 20 tahun yang lalu......anak sulungku.....harapanku.....sedang berada di belakang rumah.....duduk - duduk denganku....sambil menikmati pisang goreng dan teh hangat......si sulung kecil kemudian tertarik dengan burung yang menari - nari di pohon besar belakang rumah.....dan dia.....RATUSAN KALI BERTANYA KEPADAKU.....BURUNG APA ITU YAH.....

Si anak langsung bersujud di pangkuan ayahnya sambil menangis dan memohon maaf.....dengan lirih ayah berkata.....KESABARANMU MENDENGARKAN ORANG LAIN YANG BISA MEMBUATMU JADI ORANG....

Hari - hari selanjutnya di lalui si sarjana dengan berusaha sekuat tenaganya untuk mendapatkan pekerjaan.....dan Alhamdulillah....hanya selang satu minggu setelah wisuda.....si anak sudah mendapatkan pekerjaan.....sebuah perusahaan multi nasional.....Procter & Gamble Indonesia......Makro Indonesia......Warner Lambert Indonesia......The Coca - Cola Company....namun sampai posisi anaknya di perusahaan berada diatas......ayah masih seperti yang dulu.....tidak banyak senyum....yang dimaknai pimpinan perusahaan besar dari Amerika itu.....bahwa ayahnya belum bangga kepada anaknya......

Kegundahan hati anak yang sudah 20 tahun bekerja di beberapa perusahan besar Amerika ini akhirnya melahirkan sebuah keputusan besar......si anak berhenti bekerja.....karena sebab keinginannya untuk membahagiakan ayahnya.....ketika sang ayah mendengar bahwa anaknya akan keluar kerja dari perusahaan yang justru banyak sekali orang menginginkannya.....ayah tetap dingin....tidak banyak tersenyum.....tetap seperti gunung es.....

Sarjana mantan manager beberapa perusahaan besar ini akhirnya menemukan jalan hidup yang dia pikir akan membuat ayahnya bangga dan bahagia......dia buka lagi kitab - kitab semasa dia di pesantren.....dia borong buku - buku agama sehingga memenuhi seluruh sudut dan ruangan yang ada di rumahnya......dan ketika dia diminta oleh seseorang yang berasal dari desanya untuk mengisi tausiah dalam suatu acara walimatul khitan......dalam hati orang dewasa....mantan manager perusahaan besar....yang masih menjadi anak yang belum bisa membuat bangga dan bahagia ayahnya ini.....pasti nanti ayah datang dalam acara tersebut......
Malam itu….. anak ini melihat ayahnya duduk di deretan kursi paling depan dari 500 an undangan yang hadir.....langsung saja dihampirinya.....dengan salam dan salim mencium tangannya.....dan ketika acara tausiah....mauidhoh....tiba.....saatnya si ustadz mantan manager ini berjalan sambil membungkukkan badanya kepada ayahnya.....si ustadz ini kemudian membuka dengan mukadimah yang begitu lancar dengan memilih kata - kata untuk di rangkai menjadi kalimat - kalimat indah dan penuh hikmah.....dengan uraian mudah yang dapat di pahami......tema birrul walidain....dikupasnya dengan rujukan kitab SUBULUS SALAAM DAN KITAB BUYUTI QULUUB.....si anak yang saat itu menjadi ustadz ini melihat.......AYAHNYA MENANGIS SESENGGUKAN....AIR MATANYA MEMBASAHI WAJAHNYA.....melihat dan mendengarkan tausiah anaknya.....

Dalam perjalanan pulang yang memakan waktu 1 jam.....tak henti - hentinya tangis yang di tumpahkan si anak ini dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah.....Ya Allah.....Engkau telah menunjukkan jalan....yang harus dilewati....YANG MEMBUAT AYAH BAHAGIA DAN BANGGA.....gunung es itu telah mencair.......

Dan ketika bertemu dengan sahabat yang sangat dekat dengan ayah......sahabat ayah itu berkata.....dari dulu ayahmu......sejak kami masih muda dan bersama - sama di pandu gerakan anshor......Ayahmu itu menginginkan....anaknya kelak menjadi......SEORANG MUBALLIGH......SEORANG USTADZ......Subhanallah....

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: " Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia ". Ibrahim berkata: " (Dan saya mohon juga) dari keturunanku ". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim. QS 2 : 124



Read More......

AL-QURAN BACAAN MULIA

“Mereka itu tidak sama, di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat).” (QS Ali Imran : 113)

Di dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa ayat ini turun kepada beberapa ahli kitab Yahudi yang telah masuk Islam, seperti Abdullah bin Salam, Asad bin Ubaid, Tsa'labah bin Syu'bah dan yang lainya. Mereka selalu bangun tengah malam untuk melaksanakan shalat tahajjud dan memperbanyak membaca Al-Qur'an SEBAGAI BACAAN MULIA. Allah memuji mereka dengan menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang yang sholih.

Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Quran), maka ia akan memperoleh satu hasanah (kebajikan). Dan satu hasanah akan dilipat gandakan menjadi sepuluh, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi ali satu hurf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR At Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud).

Khalifah Umar bin Khattab menegur kita dalam nasihatnya, “Alangkah merugi bila hari itu seseorang tidak membaca Al-Quran.”
"Tiada hari tanpa membaca Al-Quran," begitu kira-kira salah satu moto hidup kita sebagai seorang muslim.
Caranya? Sesuai dengan kondisi kita masing-masing. Beberapa cara yang bisa ditempuh antara lain :
1) satu hari satu juz, misalnya sesuai dengan tanggal, kalau tanggal 8 berarti kita mesti baca juz 8 setiap selesai shalat fardhu. insya Allah satu bulan 30 juz, khatam.

2) pagi habis subuh satu lembar dan malam sebelum tidur satu lembar.kalau satu lembar rata2 10 ayat, maka sehari-smlm 20 ayat. untuk mengkhatamkan 6666 ayat berarti diperlukan 333 hari atau satu
tahun khatam.
3) satu hari satu ayat, maka diperlukan waktu 6666 hari untuk sampai khatam atau setara dengan 18 tahun !
Astaghfirullahal adzim kalau sampai umur kita smakin bertambah tetapi tidak disertai ayat-ayat Allah dalam kehidupan kita. untuk apa saja umur kita habiskan..??


Marilah majelis ta'lim M-SQ yang dirahmati Allah...
Siramilah jiwa kita dengan ayat2 Al-Quran, basahilah bibir, lidah, dan tenggorokan kita dengan firman-firman-Nya,.... biarlah kalam-kalam suci itu mengalir ke dalam desah nafas kita, dalam aliran darah merah kita, menggumpal menjadi daging.....

Memang pada awalnya berat, tetapi insya Allah kalau diawali dengan niat yang kuat, tekad bulat untuk melaksanakannya, Allah akan menolong kita. Smoga kita menjadi generasi yang cinta membaca al-quran.
"Allaahummaarhamnii bil qur'aan...." (ya allah rahmatilah kami dengan al-quran). amin.

Manajemen SPIRIT AL-QURAN (M-SQ) – Ali Farkhantsani



Read More......

Selasa, 06 Oktober 2009

Derita Bencana Sumatera Barat

Dua Puluh Ribu Rupiah dari Emak Nurdianah

Seorang ibu tua berusia diatas 70 tahun berjalan tertatih memasuki Posko Utama ACT di Jl. Adinegoro no. 31, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Minggu 4 Oktober 2009. Tangannya gemetar menggenggam sesuatu, “Ini posko kemanusiaan ya?” bibirnya ikut bergetar. Serempak beberapa relawan mendekatinya, “Benar mak, ada yang bisa kami bantu?”

Sebuah pertanyaan standar, sebab kami mengira bahwa Ibu tua itu hendak meminta bantuan untuk korban gempa. Namun ternyata kami salah karena ia datang justru untuk memberi bantuan, “Emak mau kasih bantuan, tolong disampaikan kepada para korban gempa. Melihat kalian yang muda-muda ini bekerja, sebenarnya emak ingin menjadi relawan. Tapi emak sudah tua, emak nggak kuat lagi, sudah nggak kuat lagi,” ujar Emak Nurdianah bersemangat.


ACT menitipkan uang dua puluh ribu rupiah untuk disalurkan kepada para korban gempa. Padahal ia sendiri pun salah satu korban gempa di Kota Padang yang mengguncang tanah Sumatera 30 September 2009 lalu. Lebih dari 600 orang menjadi korban jiwa, belum termasuk lima ratusan lainnya yang belum ditemukan hingga hari ke -6 pasca gempa, mereka tersebar di beberapa titik seperti Tandikek dan Sicincin. Sedangkan pengungsi mencapai ratusan ribu, tersebar di seluruh Sumatera Barat.

“Emak terharu melihat kalian, datang dari jauh untuk membantu tempat emak. Sebagai orang Minang, emak merasa harus pula membantu tanah emak sendiri, emak tidak mau kalah sama kalian. Dulu emak ini pejuang, angkat senjata…. Sekarang emak sudah tidak sanggup bekerja berat. Emak cuma bisa titip ini,” sambil menyerahkan uang digenggamannya kepada Romi, salah seorang relawan.

Ketika Romi hendak membuatkan tanda terima, Mak Nur menolak dengan halus, “Tak perlulah catatan macam itu, cukup Allah saja yang mencatatnya. Emak hanya minta doakan, tahun ini emak naik haji agar dilancarkan sampai kembali lagi ke sini ya…” sebuah permintaan sederhana yang sudah pasti semua relawan yang ada di Posko saat itu serempak mendoakan, “semoga dilancarkan mak, insya Allah mabrur” Boleh jadi haji Mak Nur sudah diterima Allah bahkan sebelum ia bertamu ke rumah Allah nanti.

“Sekali lagi terima kasih, kalian anak-anak muda, jaga kesehatan ya biar lebih lama di tanah kelahiran emak, biar lebih banyak orang yang bisa dibantu…” Emak Nur pun pamit pergi meninggalkan posko sambil memeluk satu persatu relawan yang ada di posko, beberapa relawan perempuan pun tak luput mendapat ciuman hangat bak seorang ibu yang tengah mengalirkan energi cinta kepada anak-anaknya. Jelas pelukan hangat Mak Nur memberi energi lebih kepada para relawan untuk menjalankan misi kemanusiaan tanpa kenal lelah. Semakin kami sadar bahwa di belakang kami terdapat orang-orang yang terus menopang segala pengorbanan di lokasi bencana.

Dua puluh ribu rupiah yang dititikan Mak Nur rasanya sangat bernilai tinggi bagi kami yang diamanahkan untuk meneruskannya kepada para korban gempa. Sebuah kehormatan bagi segenap relawan ACT yang mendapat amanah bernilai luhur dari seorang Mak Nur. Sungguh, titipan dari sejuta Mak Nur di belahan bumi pertiwi yang tak dapat kami berjumpa satu persatu merupakan amanah tertinggi yang wajib kami panggul secara terhormat di pundak ini. Terima kasih Mak Nur, dua puluh ribu rupiah milik Mak Nur menambah semangat kami… (Gaw)

ARYANDI


Read More......

Keseimbangan Karir dan Keluarga

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orangtua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.

Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".

Teman-teman yang luar biasa,

Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.

Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup. Selamat berjuang!

Salam sukses luar biasa!!

Oleh Bapak Andrie Wongso


Read More......

Kamis, 01 Oktober 2009

Profil Pendiri Yayasan CM Nusantara & Sekolah Islam Terpadu Ulil Albab Palembang



Lahir di Banyumas, 24 Juni 1969. Pendidikan formal di bidang akuntansi mulai digeluti sejak kuliah di D-3 (1988–1991) dan melanjutkan di FE Universitas Indonesia (Akuntansi) pada 1993–1996. Gelar Magister Manajemen diperoleh dari UGM, Yogyakarta tahun 2000 & Erasmus Universiteit Rotterdam, Nederland. Gelar profesi yang dimiliki adalah Certified Public Accountant (CPA) pada Januari 2004 dan Gelar Doktor diperoleh dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang (7 Mei 2009).

Tahun 1991 mulai bekerja di Jakarta dan sd saat ini masih aktif mengajar di STAN, Universitas Padjajaran Bandung (Maksi), Universitas Andalas Padang (Maksi), Universitas Muhammadiyah Jakarta (Maksi), dan Universitas Sriwijaya Palembang (PPAk.). Kejna di luar negeri pernah dilakukan pada proyek bisnis Eneco-Shell Energy, perusahaan listrik Nederland untuk pemasaran listrik ke Belgia (1999) dan menjadi auditor pada Kantor Audit New Zealand untuk melakukan audit atas instansi Pemerintah Selandia Baru (2001). Sebagai investigative auditor, pernah menjalani kursus pada program TAMF AusAIDs di Jakarta dan Australia kurang lebih selama sepuluh bulan.


Tahun 2002 pindah ke Palembang dan menjadi Ketua IAI Wilayah Sumsel. Bersama istri, Hj. Siti Munfaridah, S.Sos, mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ulil Albab dan berikutnya berkembang menjadi Sekolah Islam Terpadu ULIL ALBAB. Mulai Tahun 2006 menjadi Ketua IAI Wilayah Kalimantan Barat di Pontianak dan dosen FE Universitas Tanjung Pura. Tahun 2007 pindah ke Jakarta dan menjadi Sekretaris IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik dan Sekretaris IAI DKI Jakarta.

HP 0812 789 7808
email: cris.kuntadi@iaiglobal.or.id
Http://criskuntadi.blogspot.com




Read More......

Sejarah Batik Indonesia


Segenap Pengurus Yayasan CM Nusantara dan guru/karyawan TKIT & SDIT Ulil Albab Palembang mengucapkan alhamdulillah atas dikukuhkannya batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.
Berikut sejarah batik Indonesia yang diterima dari milis PTKDK-STAN.

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.

Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.

Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.

Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.
________________________________________
Copyrights © 2007 - 2009 BatikMarkets.com



Read More......